Footer 1

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Inspired. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspired. Tampilkan semua postingan

2012/04/19

A Legend Inside You


To understand yourself better, you can seek by defining who your heroes are. The best part of them will mirror in you. If you want to be a legend, around yourself with legends. And someday - if you have fought hard enough with all the passion in your heart - you will become one of them. At that day, you will never be the same again.

2011/09/24

Sedekah Sambil Berharap…Why Not?

Ust. Yusuf Mansur    
Monday, 06 June 2011 04:05 
Bolehkah sedekah sambil berharap? Banyak orang yang mencibir terhadap orang yang bersedekah karena berharap kepada Allah. Apakah kita tidak ikhlas hanya karena beribadah sedekah dan berharap akan kebenaran janji-Nya?

Persoalan meminta sama Allah itu bukan persoalan ikhlas atau tidak ikhlas. Itu persoalan ibadah. Meminta adalah do’a. Silahkan saja sedekah tanpa berharap. Tapi kalau sedekah sambil berharap, maka dapat dua ibadah; pahala sedekah dan pahala berharap. Namun kita tidak boleh memaksa, hanya boleh meminta dan berharap.Dan bukanlah disebut meminta dan berharap, kecuali yakin bahwa apa yang diminta dan yang diharap adalah bisa dikabulkan. Ilmu penyertanya adalah sabar, tawakkal, juga ikhlas. Termasuk ikhlas bila Allah tidak mengabulkan. Husnudzan kepada Allah adalah seninya. Yakinlah Allah Maha Tahu apa yang terbaik.

Sementara itu, mengikuti seruan-Nya, percaya akan janji-Nya; yang akan mengganti 2x, 10x, 700x, lebih banyak lagi, atau mengganti dengan yang lebih baik, adalah juga sebuah keutamaan. Tauhid itu. Percaya sekali sama Allah.

Saking percayanya ya kita ikuti seruannya. Dan apa sebutannya kalo bukan ikhlas juga? Nyari duit setengah mati, tiba-tiba ketika datang tawaran bersedekah dari Allah dengan janji akan dilipatgandakan-Nya, lalu kita percaya? Hingga kita menyerahkan semuanya? Apa gak di sebut ikhlas tuh? Bahwa kemudian jangan meminta hanya dunia, itu betul.

Minta juga ampunan-Nya, keselamatan dari-Nya, kasih sayang-Nya, bisa hafal qur’an, bisa istiqomah, bisa tambah sehat. Pengetahuan akan ilmu konversi juga penting. Sesiapa yang sedekah 1 di kali 10. Lalu sepuluhnya gak dapet, pertanyaannya: benarkah gak dapat? Apakah itu dikarenakan bodohnya kita?

Sesungguhnya Allah sudah membalas. Hanya balasannya kita gak paham hingga bertambah ilmu kita dan hikmah. Juga ketika kita baik sangka. Subhanallah, betapa rahasia ilmu Allah itu luas sekali. Belum lagi kalau bicara bahwa ternyata bayaran Allah itu terus dan terus. Kita anggap udah gak akan dibayar lagi. Ternyata setelah kita malah lupa sama do’a kita, eh Allah tetep kabulkan. Rupanya, “panen” pertama, bukan ke apa yang kita minta. Sementara kita bersabar, rupanya tanaman kita panen yang kedua, ketiga, dan seterusnya hingga sampailah pada apa yang kita minta.

Waba’du, meminta kepada Allah, tidaklah salah. Demikian juga berharap dari-Nya. Gak sedekah aja, boleh meminta, boleh berharap. Apalagi dengan bersedekah, tambah boleh meminta, tambah boleh berharap.
 

Sesiapa yang berdo’a dengan amal soleh sebagai pendahuluannya, jelas akan lebih bertenaga do’anya. Dan amal soleh itu banyak, sedekah adalah hanya salah satunya. Begitupun do’a. Do’a akan menjadi pendorong yang hebat buat sedekah.

Jangan hanya bersedekah. Tapi juga berdo’a. Di rawat itu sedekah dengan do’a. Jangan ditinggal begitu saja. Meskipun saya yakin, seperti biji cabe, yang di aurin (dibiarin) aja dia tumbuh, namun jika dirawat, dikawal, hingga ia tumbuh banyak dan bagus, adalah sebuah keutamaan yang lain adanya. Selamat menuntut ilmu terus, terus, dan terus. Hingga sampai kepada hikmah yang kita mintakan dari Allah datangnya. Amin.

Emang juga diam aja Allah udah akan aturin. Tapi kita ga dapet pahala do’a. Bahkan do’a itu kepalanya ibadah. Jika ibadah, ibadah doangan, kaga berdo’a, maka kita hanya ampe leher. Itu ibadah ga ada kepalanya. Dengan berdo’a, itu menyatakan kelemahan kita juga di hadapan Allah Yang Begitu Kuasa. Sekaligus pernyataan-pernyataan menghamba, penuh harap, menjadikan Allah sandaran, dan lain-lain. Masya Allah dah. Rugi mereka yang ga mau berdo’a. Sedang do’a sendiri adalah sebuah ibadah tersendiri.
 

Dan bahkan do’a adalah perintah Gusti Allah langsung. Ayat-ayat tentang do’a tidak hanya di satu ayat. Tapi di banyak ayat. Dan tidak ada do’a yang tidak dikabulkan kecuali ia menjadi pengampunan buat yang berdo’a, menjadi penolak bala, dan disimpan sebagai kebaikan yang lain dari hal yang tidak diminta. Nah, apakah yang tidak berdo’a bakalan dapat keistimewaan yang berdo’a? Tentu saja tidak. 

Salam, Yusuf Mansur

Tulisan dikutip dari: http://www.sedekah.net/artikel/152-sedekah-sambil-berharapwhy-not.html
Foto pinjem dari: http://www.madinaprima.info/wp-content/uploads/2011/07/Ust-Yusuf-Mansur-MadinaPrimaInfo.jpg

2010/12/16

Person of The Year 2010 Time Magazine

Mark Zuckerberg
Selamat ya Bro, keren bener ente udah ngetop padahal belum tua. Jangan lupa makan-makan, jangan cuma say tenkiu di wall doang ya. Kapan-kapan kumaen ke tempatmu deh. Masih yang di tempat lama kan? Atau udah pindah? Wis gak papa, nanti kucarinya via google map, atau nanya-nanya satpam yang biasa nongkrong ama pedagang siomay di perempatan itu. Oya, salam buat Pakde yaa :) Sejak gak bikin coding, ngapain aja doi? Btw, ternyata di facebook ada aplikasi dari Majalah Time untuk Person of The Year. Kucobain dulu yach :) 

2010/12/12

Riyadhah 40 Hari

Lagi susah? Punya hajat? Terjerat hutang? Coba ngebut di Riyadhah 40 hari. Sekalian jadi upaya tolak bala dari banyaknya bencana di negeri kita ini:
  • 40 hari jaga sholat berjamaah, di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami atau jalan sama muhrim. Kalo ga aman, jangan. Ga apa-apa di rumah. Tapi standby sebelum azan.
  • 40 hari jaga shalat sunnah dhuha dan shalat malam. 40 hari jaga qobliyah ba'diyah.
  • 40 hari jaga puasa senen kamis, syukur-syukur bisa puasa daud, sehari puasa sehari engga.
  • 40 hari baca Surat Al Waaqi'ah saban habis shubuh dan habis ashar, Yaasiin saban habis isya, dan Al Mulk saban jelang tidur. Di antara itu, khatamin Qur'an. Ga usah 40 hari khatam. Yang penting ada usaha mengkhatamkan.
  • Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelumnya susah untuk dikeluarkan. Yang lebih besar pokoknya.
  • 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x.
  • Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadiin ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah.
  • Saban habis shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.
Sumber: www.wisatahati.com
Image: http://rosodaras.files.wordpress.com/2010/08/bk-berdoa-ok.jpg

2010/09/29

Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Emha Ainun Najib


Satu

Masjid itu dua macamnya
Satu ruh, lainnya badan
Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati
Tak boleh hilang salah satunyaa
Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua
 
Masjid selalu dua macamnya
Satu terbuat dari bata dan logam
Lainnya tak terperi
Karena sejati
 
Tiga
 
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
Timbul tenggelam antara ada dan tiada
Mungkin di hati kita
Di dalam jiwa, di pusat sukma

Membisikkannama Allah ta'ala
Kita diajari mengenali-Nya
Di dalam masjid batu bata
Kita melangkah, kemudian bersujud
Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna
 
Empat
 
Sangat mahal biaya masjid badan
Padahal temboknya berlumut karena hujan
Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan
Masjid badan gmpang binasa
Matahari mengelupas warnanya
Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
Oleh gempa ambruk dindingnya
Masjid ruh mengabadi
Pisau tak sanggup menikamnya
Senapan tak bisa membidiknya
Politik tak mampu memenjarakannya
 
Lima
 
Masjid ruh kita baw ke mana-mana
Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya

Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
Sebab majid ruh adalah semesta raya
Jika kita berumah di masjid ruh
Tak kuasa para musuh melihat kita
Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya 
Mereka menembak hanya bayangan kita
 
Enam
 
Masjid itu dua macamnya
Masjid badan berdiri kaku
Tak bisa digenggam
Tak mungkin kita bawa masuk kuburan
Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
Melampaui ujung waktu nun di sana
Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
Hinggap di keharibaan cinta-Nya
 
Tujuh
 
Masjid itu dua macamnya
Orang yang hanya punya masjid pertama
Segera mati sebelum membusuk dagingnya
Karena kiblatnya hanya batu berhala
Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan

Tidak memiliki tanah pijakan
Sehingga kakinya gagal berjalan
Maka hanya bagi orang yang waspada
Dua masjid menjadi satu jumlahnya
Syariat dan hakikat
Menyatu dalam tarikat ke makrifat
 
Delapan
 
Bahkan seribu masjid, sejuta masjid
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
Itu sekedar pertengkaran suami istri
Untuk memperoleh kemesraan kembali
Para pemimpin saling bercuriga
Kelompok satu mengafirkan lainnya
Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
Sambil menggali penemuan model imamah
 
Sembilan

Seribu masjid dibangun
Seribu lainnya didirikan
Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
Tagihan masa depan kita cicilkan
 
Seribu orang mendirikan satu masjid badan
Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
Hadir engkau semua menyodorkan kawruh
 
Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
Bergetar menyatu sejumlah Allah
Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
Melainkan dengan hikmah kepemimpinan
 
Allah itu mustahil kalah
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!


1987

Image pinjem: http://nurudin.jauhari.net/engine/i/2004/12/Gempa-Tsunami-Aceh-2004-Masjid-Agung-Kokoh-Berdiri.jpg | http://jogjanews.com/wordpress_j09j4/wp-content/uploads/2010/08/emha1-450x300.jpg

2010/04/25

Sekolah Membunuh Kreativitas

2009/06/27

Jacko


Image pinjem dari www.opposingdigits.com/racistparadigm/michael%20jackson%201.jpg

Semua menulis tentang kematian Jacko,sang legenda pop kini harus memenuhi panggilan mendadak-Nya. Rasanya ada magnet raksasa yang menggerakkan jutaan keybord itu menderetkan huruf-huruf duka cita. Magnet itu juga menarik saya yang lama tak ngeblog.

Jacko adalah cermin terbaik untuk kita semua dalam menjalani hidup.Dibalik gemerlap hidupnya ada rapuh di dalam, sebuah tanya besar menunggu jawab. Jacko meng-update wajahnya habis-habisan, yang ternyata tak dibawanya saat pulang. Wajah itu akan menyatu dengan tanah dan hilang. Kita mungkin tak sekaya Jacko, tapi mungkin juga tak mau tukeran nasib dengannya kayak acara di tv. Kita hanya bisa doakan, kabar-kabarnya doi sudah jadi muallaf setahun lalu. Entahlah kebenarannya, semua itu kembali kepada yang menjalani dan Tuhannya. Tapi kita selalu berharap akhir yang baik dari kehidupan setiap hamba Tuhan, bukan yang menyisakan tanya dan beban buat yang ditinggalkan.

Jacko, ternyata kesuksesan, ketenaran, kekayaan, uang yang segunung - sekali lagi terbukti - tak bisa membeli kebahagiaan. Bahkan membeli waktu yang hanya beberapa hari untuk konser pembukanya yang direncanakan sangat dahsyat di London pun tak bisa. Bahkan untuk menyambung detak jantung beberapa menit sambil menunggu pertolongan rumah sakit tak bisa.

Lalu untuk apa kita kejar-kejar kekayaan, keuntungan, kekuasaan itu dengan saling sikut dan telikung, sampai melupakan anak istri, saudara bahkan Tuhan. Toh di akhirnya, kita hanya akan menuai kekosongan. Kita hanya bawa pulang amal, hal-hal baik yang sempat kita lakukan di dunia fana ini. Kita yang masih punya kesempatan - entah berapa lama atau berapa singkatnya - lebih baik menyegerakan bersiap. Menjalani sisa hidup kita dengan syukur (hitam dan putih sama saja, lihat metamorfosa wajah Jacko yang tak banyak gunanya) dan sabar (saat diuji dengan kekuarangan maupun keberlimpahan). Syukur dan sabar jika kita genggam erat-erat Insya Allah selamat.

Jacko, terima kasih untuk inspirasi dan semua pelajaran hidup yang kau berikan. Selamat menikmati istirahat panjangmu. Mungkin di sana bisa kau dapatkan bahagia yang begitu mahal harganya saat kau masih berada di dunia-Nya...

2009/05/25

See the Unseen


Sampailah di tujuan sebelum engkau berangkat
- Pepatah Pelaut Bugis -

2009/04/25

Dekatkan Dirimu ke Allah

Dear sobat pengunjung blog ini, tak biasanya saya copy paste sebuah tulisan ke blog ini. Tapi pagi ini ada sesuatu yang menggelitik saya - sebuah tulisan dari Ustadz Yusuf Mansur - yang Insya Allah bisa menjadi pencerahan bagi sahabat-sahabat yang membutuhkan jalan keluar atas kesulitan hidup yang sedang dialami. Sekaligus ini melengkapi jawaban-jawaban saya atas pertanyaan sejenis yang pernah disampaikan sobat, teman dan kenalan via sms, email maupun saat bertemu langsung. Kali ini, saya mengajak teman-teman untuk langsung belajar dari gurunya, Insya Allah akan mengundang mukjizat-Nya.

Taqorrub Ilallaah

Ustadz Yusuf Mansur

(+) 0815840xxxxxxx:

Ass, maaf ustad kalau saya mengganggu. Saya minta bantuan dan do'a nya agar saya keluar dari masalah besar yang sedang saya hadapi. Saya sudah keluarga dengan 2 anak. Saat ini saya sedang terlilit hutang yang cukup besar dan saya bingung cara melunasinya, karena ibarat lebih besar pasak daripada tiang. Mungkin bagi ustad ini masalah biasa, tapi bagi saya ini sangat besar dan saya tidak tau harus bagaimana? Saya kasihan dengan istri dan anak-anak, karena belum bisa membahagiakan mereka. Mohon bantuannya. Jazakalloh khoiron katsiro. (hamba Alloh)

Yth. Penikmat DhuhaaCoffee, banyak banget pertanyaan kayak begini. Sungguh pun ini soal hutang, tapi bisa digunakan untuk semua keperluan; jodoh, anak keturunan, penyakit, pekerjaan, karir, beli rumah, beli mobil, pengen kaya, pengen senang, pengen dicintai Allah, pengen disayang Allah, dll; dan bisa pribadi sifatnya, bisa dikerjakan untuk orang lain fadhilahnya; untuk perusahaan, yang dikerjakan oleh karyawan-karyawannya, untuk keluarga yang dikerjakan oleh anggota keluarga yang lain, dan lain sebagainya. Inti dari semua sms ini adalah bagaimana mengejar Allah dan fokus ke pertolongan Allah. Ini saya sebut dengan Perjalanan Taqorrub Ilallaah/Proses Mendekatkan Diri ke Allah.

Selamat memasuki gerbang amaliyah dan ibadah. Bungkus semua ini dengan ridha, ikhlas, pasrah, yakin, dan penuh spirit dalam pengerjaannya. Insya Allah selama melakukan apa yang saya tulis, Allah akan jamin makan minum hariannya, kehormatan dan kemuliaannya, keselamatan, ongkos harian, hingga akhirnya final dan hadiah-hadiah setiap perjalanan yang dilalui.

Apa yang saya tulis ini bukan sesuatu yang sulit dikerjakan. Saya pribadi melakukannya. Hampir dalam kurun waktu 7 tahun yang boleh dibilang berturut-turut. Subhaanallaah... Mengasyikkan. Walau tetap saja banyak kekurangannya, saya tetap saja merasa masih kurang maksimal dalam pengerjaannya. Ok, saya doakan semoga istiqamah.


Ikuti tahapan-tahapan ini:
  1. Bangun kepasrahan di awal. Terjemahkan kepasrahan yang dimaksud seluas-luasnya: rasa malu diketahui tetangga, kemungkinan hilang aset, kemungkinan menghilangkan aset orang lain yg kita jaminkan barangkali, terima itu semua dengan segala resiko.
  2. Terima resiko terburuk dengan lapang dada: cerai, dipenjara, dihina dan sebagainya.
  3. Kejar dengan shalat taubat dari dosa-dosa: syirik, ninggalin shalat (termasuk ga beres shalat wajib/sering telat dan meninggalkan shalat sunnah muakkad), durhaka sama orang tua, zina, makan rizki haram, judi, minum-minuman/obat-obatan, mutusin silaturrahim, kikir, ghibah.
  4. Kejar dengan shalat malam dari jam 02.30 sampai akhiri dengan shubuh berjamaah di masjid. Variasikan dengan baca Al Qur'an, shalat-shalat tasbih, hajat, istighfar, yang semuanya dilakukan di malam hari.
  5. Dhuha saban hari, tuntaskan sampe 12 rakaat dengab 6x salammasing-masing 2 rakaat.
  6. Baca asmaa-ul husnaa yaa fattaahu yaarozzaaqu sekurang-kurangnya 111x ba'da sholat dhuha.
  7. Minta maaf sama orang tua, mertua, istri, dan anak-anak.
  8. Rapikan shalat berjamaah, qabliyah ba'diyah dan jaga wudhu-nya.
  9. Baca 3 surah ini masing-masing 1x sehari: yaasin, al mulk, waaqi'ah.
  10. Sedekahkan sisa uang dan barang.
Rapikan semua ini dalam 3, 7, 14, 21, 40, 100 hari. Insya Allah kekejar semua hutang. Jangan ada keluhan, jangan ada pertanyaan lagi. Jalanin aja. Jangan ada bolongnya. Umpama kata nanti sampe di penjara, tambah enak tuh. Bisa konsentrasi melakukannya. Lakukan sepenuh hati. Suruh anak-anak dan istri siap-siap untuk semua perkara yang terburuk sambil memasrahkan semuanya kepada Allah. Insya Allah semua akan baik-baik saja. Kalau berkenan, jelajah isi website ini, khususnya yang terkait dengan Riyadhah 40 hari. Ikuti dengan seksama. Jangan lupa pula berdoa di setiap awal dan akhir setiap poin di atas.

Insya Allah bukan hanya bakal selesai, tapi juga bakal melesat dah jadi kaya, sukses, tawadhu', taat, dan penuh hikmah hidupnya sebab pernah pahit.


Semoga bermanfaat. Salam...

2009/01/18

Save Palestina

2008/11/29

Belajar Dari Kampanye Promo Obama



Sebuah artikel yang menarik saya kutip dari sini

The ‘O’ in Obama

By Steven Heller


At the end of 2006, Mode, a motion design studio in Chicago, approached Sol Sender, a graphic designer, to create a logo for Barack Obama’s presidential campaign. The resulting “O” became one of the most recognizable political logos in recent history. I spoke with Mr. Sender a few days after the election to discuss the evolution of his design.

Steven Heller: How did you get the job of designing the Obama logo?

Sol Sender: We got the job through Mode. Steve Juras, a classmate of mine from graduate school is the creative director there. They have a long-standing relationship with AKP&D Message and Media, a campaign consulting firm led by David Axelrod and David Plouffe among others.

Q: Have you done other political logos in the past?

A: No, we had not.

Q: I have to ask, since many agencies that do political campaigns are simply “doing a job,” did you have strong feelings one way or the other for the Obama candidacy?

A: We were excited to work on the logo and energized by the prospect of Mr. Obama’s campaign. However, we didn’t pursue or develop the work because we were motivated exclusively by ideology. It was an opportunity to do breakthrough work at the right time in what’s become a predictable graphic landscape.

Q: How many iterations did you go through before deciding on this “O”? Was it your first idea?

A: We actually presented seven or eight options in the first round, and the one that was ultimately chosen was among these. In terms of our internal process, though, I believe the logo — as we now know it — came out of a second round of design explorations. At any rate, it happened quite quickly, all things considered. The entire undertaking took less than two weeks.

Q: How did David Axelrod, Mr. Obama’s chief strategist, respond to your initial presentation?

A: Mode handled that. My sense was that there was a lot of enthusiasm about the options we developed. I was part of a presentation with Mode and Mr. Axelrod to evaluate the final two or three options. There was a general sense that they were all good, but we felt strongly that the chosen logo was the most powerful one.

Q: Did Barack Obama have any input into the symbol at all?

A: None that was directly communicated to us. I believe he looked at the final two or three options, but I wouldn’t be able to accurately portray his reaction.

Q: What were you thinking when you conceived this idea?

A: When we received the assignment, we immediately read both of Senator Obama’s books. We were struck by the ideas of hope, change and a new perspective on red and blue (not red and blue states, but one country). There was also a strong sense, from the start, that his campaign represented something entirely new in American politics — “a new day,” so to speak.

Q: Were you responsible or cognizant of how many variations and applications were possible when you first introduced the “O”?

A: Honestly, we initially saw the mark through the lens of our work on more traditional consumer or corporate identity systems, and were concerned about it being misused. In retrospect, I think that was a narrow viewpoint. But this anxiety came before the campaign built such a strong internal design team.

Various vendors needed to reproduce the mark on signs, banners, and they needed some rules. So our initial concern was compliance and consistency. Having said that, we did think it was a strong mark — strong marks have the potential for broad successful application and viral growth — and we were cognizant of its possibilities. We saw (and visualized as part of the creative process) buttons, billboards, ads, Web banners, T-shirts and hats. We did not foresee the scope of the variations and the personal “ownership” that emerged, though.

We handed the logo and design assets off to the campaign in the summer of 2007. From that point on, everything that you’ve seen was done by the campaign, including the “demographic” variations of the logo. They also evolved the typography to uppercase, incorporated Joe Biden’s name and added a white line around the mark.

Q: Did you have any qualms about this symbol? Did you ever think it was too “branded” and “slick”?

A: We didn’t, though there were certainly instances where we sensed a need to be careful about its application. We never saw the candidate as being “branded,” in the sense of having an identity superficially imposed on the campaign. The identity was for the campaign, not just for the candidate. And to the degree that the campaign spoke to millions of people, it may have become a symbol for something broader — some have termed it a movement, a symbol of hope.

Q: Do you think the “O” had any major contribution in this outcome?

A: The design development was singularly inspired by the candidate’s message. Like any mark, the meaning and impact really come from what people bring to it.

Q: Now that Mr. Obama is President-elect Obama, do you see the “O” as having another or extended life?

A: Well, the “O” was the identity for the Obama ’08 campaign and the campaign is over. That doesn’t mean that the mark will be forgotten; I think the memorabilia from this campaign will have a long shelf life and will stand as a visible symbol of pride for people who supported the candidate and for those who see it as a representation of a watershed moment for our country. As far as having another life, I can’t say. Perhaps the 2012 campaign will hark back to it in some way.

2008/09/01

Belajar Dari Ahmadinejad

Saya tidak tahu ini true story atau hoax. Saya mendapatkannya dari seorang teman, via milis. Tapi menurut saya perbedaan itu tak penting, yang penting adalah apakah kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang positif untuk memperbaiki hidup kita sendiri atau tidak. Mari kita belajar bersama-sama, mumpung masih bulan Ramadhan. Bulan dimana kita harus lebih mengakrabkan diri dengan upaya perbaikan:




Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya: "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"


Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Berikut adalah gambaran kehidupan sehari-hari Ahmadinejad:

  1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
  2. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tapi tetap terlihat impresif.
  3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

  4. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri-menterinya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya, yang terutama sekali menekankan mereka untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

  5. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

  6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.
  7. Presiden Iran ini masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinya. Seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi dalam soal minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

  8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.


  9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa kelas ekonomi.
  10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri-menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
  11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.


  12. Sepanjang sholat, ia tidak selalu duduk di baris paling muka. Ahmadinejad tidak meminta previledge sebagai Presiden. Ia menjadi makmum biasa, seperti orang yang lain.


  13. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa
    Nah, apa yang kita bisa pelajari dari sosok Ahamdinejad? Semuanya berpulang pada diri kita masing-masing. Mulai dari dari diri sendiri, mulai yang kecil-kecil, mulai sekarang.

2007/10/07

The Secret of Giving


Ini adalah free download wallpaper, teksnya saya kutip dari Ust. Yusuf Mansur, silakan di-copy dan digandakan. Semoga bermanfaat sebagai sarana mengingat Allah, Sang Maha Pemberi...

2007/08/22

Terus Melangkah...

Satu yang saya pelajari dari Buku Pursuit of Happyness, saat keadaan memaksa kita untuk menyerah atau bertahan: kita harus terus maju. Saat sepasukan menyerang dan satu atau dua anggotanya tertembak tewas tepat di sebelah kita, kita harus terus maju. Kehidupan punya seribu sisi, yang setahu saya tak ada manusia yang mampu menjaga semuanya dalam kondisi sempurna. Selalu ada kekurangan, selalu ada kesalahan, selalu ada cacat.

Saat kita merasa hidup tak berguna, saat orang-orang mulai menyalahkan, saat teman-teman terbaik mulai pergi meninggalkan, saat seolah-olah kita tinggal sendirian saja di bumi yang kejam ini, saat otak buntu bahkan linglung, saat doa tak terjawab, saat-saat kita merasa segala sesuatu menjadi tidak mungkin kecuali menyerah, teruslah melangkah maju. Meskipun selangkah, meskipun setengah langkah...

Terus melangkah maju, itulah inti permainannya. Kesuksesan adalah bagaimana memahami yang tak dipahami logika, dan mengikuti keyakinan kita yang terdalam. Tuhan sudah tak sabar ingin menemui para pemenang yang babak belur dengan hadiah utama-Nya yang tak main-main.

Jangan menoleh ke belakang, jangan berbelok, teruslah melangkah maju...

2007/08/21

Big Ideas are Like Wells

What is a big idea?

The easy way out, would be to say that a big idea is something opposite to a one off, a stand alone idea. Another attempt: a big idea is an idea bigger than just one ad.

That's a nice start; something like: a big idea is a container for more, other ideas. And I guess that is true. A big idea is like a well - it is a source for further thinking. It offers a basic thought that is interesting in itself but might also spark further thinking.

Because, I agree to what I read from other planners: ideas can be too big. They can be so big that they rule out other ideas, fresh thinking and renewal. In particular ideas that are highly executional, visual tend to work as a harness rather than a springboard.

Personally I like ideas based on compelling truths - some point of view that at least a vast group of people can easily embrace. When the all guiding thought takes the form of an opinion, when it is about taking sides, then it gets really interesting. Such ideas organize people pro and contra. They create some sort of tention. They are high in energy and can even get electrifying. Yet, big ideas are like wells.

There's a lot where it came from and like water wells, you automatically keep coming back for more.

Notes: saya dapet artikel ini dari milis CCI, dari copy postingannya Mas Daniel Rembeth. Kayaknya keren buat recharge dan dibaca ulang. Enjoy :)

2007/08/11

Not Mr. Gates Anymore


The Richest Man on earth is now Carlos Slim. The son of a Mexico City shopkeeper has built a staggering $59 billion fortune. By Fortune calculations, the 67-year-old Slim has amassed a $59 billion fortune, based on the value of his public holdings at the end of July. This number puts him just ahead of perennial No. 1, Microsoft founder Bill Gates, whose net worth is estimated to be at least $58 billion. But Gates is selling off his single greatest source of wealth, Microsoft stock, to fund his foundation, while Slim's fortune is growing at a stunning clip. Read more here.
Now my question is answered. There is no eternity in this world. King is never be king forever. Coz up and down is the law of nature. Nobody knows what happens next. Maybe Gates will fight back or maybe Steve Jobs will arise. Nobody knows, just wait and see. Or joining to compete, like any other people in this: nobody knows if you will be the next richest man on this planet. But I will be, I just know. The toughest question that i have to answer every night to realize that dream would be: How?

2007/05/29

Libur Kecil Kaum Kusam

Nikmat kau hisap asap tembakau
Di bangku rumah kontrakan
Sore selesai kerja sehari
Tunggu istri berdandan
Janji pergi berkencan
Tak kalah dengan orang gedean
Dalam rasakan senang

Walau lembaran gaji sebulan
Hanya cukup untuk kakus
Soal rekreasi sih harus
Setianya anak istri
Menantikan bahagia
Sehari bagaikan sang raja

Selesai anak istri berdandan
Tembakau kau matikan
Jendela pintu lalu kau kunci
Tentu tak sabar mereka pergi
Stop bis kota dengan pasti

Libur kecil kaum kusam
Yang teramat manis begitu romantis
Walau sekali setahun
Tuhan rangkullah
Jangan kau tinggalkan
Waktu mereka

Pergilah derita ini hari
Berilah tawa yang terkeras
Untuk obati tangis lalu
Limpahkan senang paling indah
Agar luka tak nyeri
Agar duka tak menari

Catatan:
Album Wakil Rakyat 1987Iwan Fals mengakui bahwa lagu ini adalah lagu yang paling disukai dia selama berkarya. Dan jujur, ini juga lagu favorit saya jika kebetulan sedang lupa bersyukur. Lagu ini begitu sederhana sehingga kemiskinan dalam keikhlasan nampak begitu bercahaya.

2007/03/23

Jika Tersesat Dalam Kesibukan

Jika seseorang tersesat di hutan lebat, dan tak tahu arah mana yang harus ditempuh, semestinya ia tidak terus berjalan, atau membabat semak sana-sini.

Yang seharusnya dilakukan adalah berhenti sejenak, menghitung dimanakah sesungguhnya posisi diri ini berada, menengadah ke langit mencari cahaya mentari atau rembulan, menunduk ke bumi mengukur bayang-bayang diri. Baru setelah itu menentukan kembali arah yang harus dituju, lalu berjalan penuh hati-hati, sembari terus mengukur bayang-bayang. Penjelajah yang sejati tahu kapan harus bergerak, berhenti dan beristirahat.

.

Jika anda tersesat dalam kesibukan yang anda sendiri tak tahu mengapa melakukan apa. Semestinya anda juga berhenti sejenak. Membuka peta diri anda, merujuk kembali pada tujuan besar hidup anda, lalu meniatkan hati untuk melangkah. Tujuan tak tercapai karena kita bergerak secepat-cepatnya.

Tujuan tercapai karena kita tahu mana yang sedang dituju, serta bergerak penuh kesadaran dan kewaspadaan.


(Dapet ini dari milis, just for enlightment, ilustrasi dari http://www.ffitz.com/ff/main/graphic2/busy.jpg)

2007/02/14

Just Sharing

Saya dapet tulisan ini dari milis, terus saya coba lengkapi dengan beberapa sumber yang lain. Juga dari teman-teman yang jam terbangnya lebih tinggi termasuk sedikit dari jalan hidup yang pernah saya lalui. Mungkin ada banyak teman-teman di luar sana yang sedang berada dalam kesulitan yang sama atau lebih parah, saya hanya ingin sharing. Semoga ada gunanya.. jikapun tidak, semoga tidak menjadi sampah yang memberatkan pikiran. Toh niat saya hanya ingin berbagi, bagaimana mengatasi hutang menumpuk. Silakan dicoba:

Banyak berdoa pada Yang Maha Kuasa. Doa akan menguatkan hati dan mental dalam menghadapi kesulitan yang pasti secara logika maupun perasaan akan terasa berat. Dengan doa yang khusyuk dan pasrah diri pada Yang Kuasa, beban hidup akan terasa lebih ringan sehingga akan terbuka pintu bagi keluarnya ide sebagai solusi atas permasalahan hutang-hutang yang menumpuk.

Banyak sedekah pada yang hidupnya lebih susah. Sedekah akan membuka pintu rejeki Allah. Sedekah akan menjaga hati kita untuk tetap bersyukur, karena dalam beban hidup kita yang berat ternyata masih ada yang lebih berat lagi hidupnya. Menebarkan kegembiraan dan kesenangan pada orang lain lewat sedekah akan mengurangi kesedihan diri dan kalutnya pikiran kita.

Tetap create money. Aset & modal boleh habis, tapi kita bisa mulai dengan modal dari orang-orang terdekat atau orang-orang yang percaya pada pribadi kita (orang tua, keluarga, sahabat, teman, dll). Jika itu tidak ada, kita bisa mulai dengan aset diri kita (kerja keras, pengalaman, pengetahuan, dll), misalnya menjadi agen (pemasar perantara) dimana anda bisa mendapatkan gaji/komisi/ bagi hasil/dll. Pilihlah jenis agen/pemasar yang tidak mensyaratkan modal, tanpa resiko, dan hasil tidak terbatas (misalnya bisa ambil barang tanpa bayar, setor jika ada yg terjual, barang bisa dikembalikan jika tidak laku). Sehingga kita bisa mendapatkan uang tanpa menambah resiko yang sudah ada.

Jika kita sudah mendapatkan hasil (uang), jangan gunakan 100% untuk bayar hutang, jangan pula tidak membayar sama sekali. Anda bayarkan saja misalnya 30%-50% untuk bayar hutang. Kurang? Memang, tapi itu jauh lebih baik dari pada tidak membayar sama sekali. Orang masih lebih menghargai ketika anda membayar hutang (walaupun telat & kurang) daripada tidak ada sama sekali. Yang penting anda komit untuk membayar (mengangsur) setiap saat walaupun sedikit, itu akan lebih menenangkan debt collector/rentenir/ bank anda. Bunga hutang makin menumpuk? Tentu saja ini bagian dari konsekuensi, tapi jika usaha anda makin lancar tumpukan hutang itu akan bisa diselesaikan lebih mudah.

Sisa dari uang tersebut anda gunakan untuk modal usaha baru atau menambah modal usaha yg ada. Teman saya pernah membayar angsuran bank hanya sebesar 10%-50% dari total angsuran selama lebih dari 3 th ketika bisnisnya belum berhasil. Didatangi debt collector? Pasti! Tapi dia memberikan komitmen bahwa setiap dia ada uang dia pasti bayar, seadanya uang, tapi dia pasti bayar, tiap minggu ada uang masuk, tiap minggu dia bayar. Itu untuk menunjukkan komitmen dia. Sekarang hutangnya sudah lunas seiring membaiknya usahanya.

Jika uang sudah terkumpul untuk modal usaha, gunakan untuk jenis usaha yang tidak beresiko tinggi (memang high risk - high return, tapi saat ini saya rasa lebih baik menghindari yang high risk).

Lakukan investasi yang mendapatkan income terus menerus, gulung terus sehingga uang tumbuh makin banyak, bisa bayar angsuran lebih besar, dan seterusnya. Jangan lupa urut-urutannya: sedekah (20%) – investasi (10%) – bayar hutang (20%) – kebutuhan harian (50%). Untuk persentase silakan disesuaikan dengan kebutuhan, tapi masing-masing bagian jangan kurang dari 10%.

Semoga sukses dan barokah menyertai usaha Anda. Mohon diingat satu hal: saat tergelap di malam hari adalah ketika fajar, tepat sebelum matahari menerbitkan sinarnya dari ufuk timur. Jadi, tetap semangat!!

2007/01/26

Free Wallpaper