Footer 1

2008/05/05

FORMULASI dan TEKNOLOGI SEDIAAN NON SOLID

I. Formula 12 (Cream)

l R/ Dexametason 4 mg

Nandrolon dekanoat 4 mg

Klorheksidine HCl 100 mg

Cetostaryl Alkohol 8 gr

Mineral oil 6 gr

White hard parafin 25 gr

Glyserin or propilen glycol 10 gr

Sodium lauryl sulfat 1 gr

Purified water qs 100 gr

II. PEMERIAN BAHAN

l DEXAMETASON

Hablur atau serbuk hablur

Putih atau hampir putih

Tidak berbau

Rasa agak pahit

l NANDROLON DEKANOAT

Serbuk hablur halus

Putih sampai putih krem

Tidak berbau atau sedikit berbau

l KLORHEKSIDINE HCl

Serbuk hablur

Putih atau hampir putih

Tidak berbau atau hampir tidak berbau

l MINYAK MINERAL

Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna

Dalam keadaan dingin tidak berbau

Tidak berasa

Jika dipanaskan berbau minyak tanah

l WHITE HARD PARAFIN

Potongan hablur

Mikro halus

Berwarna putih

Tidak berbau

l PROPILEN GLIKOL

Cairan kental, jernih

Tidak berwarna

Rasa khas

Praktis tidak berbau

Menyerap air pada udara lembab

l CETOSTERIL ALCOHOL

butiran atau potongan

licin

putih

bau khas lemah

rasa tawar

l GLISERIN

Cairan seperti sirup

jernih, tidak berwarna

tidak berbau manis diikuti rasa hangat

higroskopis

l PURIFIED WATER

Cairan jernih tidak berwarna

tidak berbau

tidak berasa

l SODIUM LAURYL SULFAT

berwarna putih atau kekuningan

serbuk halus

rasa pahit

III. DOSIS

Deksametason

Dewasa : sehari 0,5 mg – 2 mg

Anak : sekali 6 µg/kg – 85 µg/kg

sehari 24 µg/kg – 340 µg/kg

Topikal : 0,01 – 0,1 %

Secara keseluruhan pada sediaan salep tidak ada dosis khusus hanya saja pada jenis salep tertentu harus ada pengawasan dari dokter ahli.

IV.BASIS

l Basis hidrokarbon:

1. mineral oil

2. white hard parafin

l Basis emulsi yang dapat dicuci air

1. cetostaril alkohol

2. propilen glikol

l SLS sebagai SURFAKTAN ANIONIK ( zat pengemulsi )

V. BAHAN TAMBAHAN

Gliserin, propilen glikol sebagai HUMECTANT

Yaitu untuk menurunkan kecepatan penguapan air dari sediaan khususnya setelah penggunaan pada kulit

VI.KHASIAT

Formula ini berkhasiat sebagai kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan salah satu dari steroid karbon 21 yang dikeluarkan oleh korteks adrenal ( tidak termasuk hormon seks yang berasal dari adrenal) sebagai tanggapan atas hormon adrenokortikotropik ( ACTH ) yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis, atau atas angiotensin II. Kortikosteroid dibagi menurut aktivitas biologis menjadi dua kelompok utama :

1. Glucocorticoid yang terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

2. Mineralocorticoid yang mempengaruhi pengaturan keseimbangan elektrolit dan air.

Beberapa kortikosteroid menunjukkan kedua jenis aktivitas tersebut dalam berbagai derajat, dan lainnya hanya mengeluarkan satu jenis efek. Kortikosteroid digunakan secara klinis untuk terapi penggantian hormon, untuk menekan sekresi ACTH dari hipofisis anterior, sebagai agen antineoplastik, antialergik, dan antiradang, serta untuk menekan respon imun. Disebut juga adrenocorticoid, corticoid, adrenal cortical, atau adrenocortical steroid, dan adrenocortical atau cortical hormone.

VII. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FORMULA

KELEBIHAN

Stabilitas tinggi

Tidak dipengaruhi kelembapan udara

Melindungi

Lembut

Tidak berpengaruh pada kulit

KEKURANGAN

Sediaan mudah menjadi tengik karena tidak diberi antioksidan dan zat pengawet seperti nipagin

VIII. INTERAKSI DAN INKOMPATIBILITAS

Dilihat dari kelarutan, zat aktif tidak dapat larut dalam air padahal cream bertipe O/W

Sehingga pengatasannya dibuat sediaan cream dengan basis emulsi dan diberi SLS sebagai surfaktan dan zat pengemulsi

IX. KESIMPULAN

n Formula bertipe O/W.

n Pemilihan basis sudah tepat ditentukan dari zat aktif yang dipakai.

n Formula ini digunakan sebagai obat kortikosteroid.

n Dalam formula terjadi inkompatibilitas fisis immiscibility (tidak tercampurkan) pengatasan dengan ditambahkan zat pengemulsi.

n Formula mempunyai stabilitas yang tinggi namun mudah menjadi tengik karena tidak ada penambahan antioksidan.

0 comments: