Footer 1

2008/03/13

Virus Ayat-ayat Cinta



Saya belum baca bukunya, tapi sudah nonton filmnya. Nice movie, sebuah upaya menunjukkan Islam yang manusiawi. Upaya untuk mem-branding Islam dengan cara yang cerdas dan soft. Kerja keras Hanung Bramantyo dan tim produksi Ayat-ayat Cinta untuk bermain di ranah abu-abu menyangkut pemahaman dan komunikasi nilai-nilai Islam yang universal patut diacungi jempol. Bagaimana di film ini digambarkan konsep Islam yang sempurna seringkali ditutupi oleh umatnya sendiri yang - mau gimana lagi - toh hanya manusia biasa.
Hmm, dasarnya memang novel Ayat-ayat Cinta sudah kuat konsep ceritanya - ini pendapat dari orang yang belum membaca - terlihat pada alur dalam filmnya yang begitu terjaga. Yang menarik, poligami ditampilkan dalam wajah yang 'lain'. Saat bukan sang suami yang menginginkan poligami tapi justru istrinya. Inipun bisa kontraversi dan bikin LSM wanita mencak-mencak: tapi inilah opsi dan pendapat yang harus juga dihargai. Meskipun saya bisa memahami alasan mengapa poligami bisa terjadi, toh itu tak mengubah pendapat saya bahwa poligami lebih baik tidak dilakukan untuk menjaga hati wanita yang kita cintai sekaligus hati kita sendiri.
Juga ada adegan ciuman di bibir sepersekian detik yang mungkin bisa dibilang vulgar jika menyangkut Islam, meskipun - di film ini - dilakukan oleh suami istri. Mmm... tapi inilah resiko yang menurut saya memang layak ditempuh, karena jika Islam digambarkan terlalu suci orang justru akan ogah menontonnya. Kalo mau mendapat materi dakwah - yang belum tentu entertain - ya mending ikut pengajian di mesjid aja yang jelas halalnya. Karena tanpa aspek entertain yang mengantarkan pesan Islam sehingga masuk di hati tanpa terasa dicekoki: dakwah bakal hambar, sepert sayur yang hanya dikasih garam. Bumbunya ketinggalan.
Ada sih sedikit catatan: poster film ini cenderung biasa-biasa saja seperti film yang lain, sayang sebetulnya karena banyak hal bisa digali sebagai bahasa visual yang unik dan menarik menyangkut tokoh maupun setting Mesir dan keindahannya.
Setelah Naga Bonar Jadi 2, mungkin ini film Indonesia yang masuk dalam perhatian khusus saya. Saya berharap akan ada lagi film seserius ini yang masuk daftar wajib tonton. Saya sedang menunggu Laskar Pelangi: satu lagi film yang berangkat dari novel sukses.
Semoga negeri ini makin kaya dengan film yang mendewasakan mental dan membangun karakter, tak sekedar banjir sinetron yang mendidik bangsa kita untuk konsumtif dan memenuhi hidupnya dengan mengkonsumsi sampah batin tiap hari...

0 comments: