Saat lebaran datang, pertanyaan itu hinggap: pantaskah saya lebaran?
Saat takbir bergaung di sudut-sudut kota, seseorang dalam gelap mengorek-ngorek sampah mencari yang tersisa. Saat keluarga berkumpul dalam tawa riang, seorang ibu menidurkan bayinya tanpa selimut di trotoar pinggir jalan. Saat milyaran sms terkirim bertarif 300-an, sebungkus nasi hampir basipun tak mudah didapatkan.
Mmmm... Mungkin tak penting benar bertanya tentang kepantasan. Ini hidup, begitulah warnanya. Setiap makhluk menerima nasibnya. Lebaran ya lebaran, tapi setelah itu hidup toh tak seluruhnya kembali suci. Tak banyak yang berubah, kasih sayang dan kemurahan yang ditempa Ramadhan pun akan kembali sunyi.
Tapi jangan bersedih, Saudaraku. Tak selamanya hidup akan bergelut kesedihan dan penderitaan. Tak selamanya mereka yang berlebihan akan sanggup menikmati kemewahan itu sendirian. Lebaran selalu datang setiap tahun, membawa nikmat yang mungkin sekejap. Tapi lebaran selalu hadir di hati, untuk yang tunduk dan ikhlas menyadari: tanpa hari sucipun, kebahagiaan hadir saat berbagi...
2007/10/12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar