Footer 1

2008/11/03

KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR FEMUR

I. DEFENISI

Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

II. FISIOLOGI / ANATOMI

Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

III. KLASIFIKASI

Ada 2 type dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul

dan Melalui kepala femur (capital fraktur)

· Hanya di bawah kepala femur

· Melalui leher dari femur

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

· Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih

besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter.

· Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2

inci di bawah trokhanter kecil.

IV. PATOFISIOLOGI

A. Penyebab fraktur adalah trauma

Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa

yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :

· Osteoporosis Imperfekta

· Osteoporosis

· Penyakit metabolik

TRAUMA

Dibagi menjadi dua, yaitu :

  • Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
  • Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

TANDA DAN GEJALA

· Nyeri hebat di tempat fraktur

· Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

· Rotasi luar dari kaki lebih pendek

· Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

PENATALAKSANAAN MEDIK

· X.Ray

· Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

· Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

· CCT kalau banyak kerusakan otot.

TRAKSI

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin

Metode Pemasangan traksi:

Traksi Manual

Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

  1. Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas

untuk 4 minggu dan beban <>

Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

  1. Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

· Mengurangi nyeri akibat spasme otot

· Memperbaiki dan mencegah deformitas

· Immobilisasi

· Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

· Mengencangkan pada perlekatannya.

MACAM - MACAM TRAKSI

  1. Traksi Panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.

  1. Traksi Ekstension (Buck’s Extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

  1. Traksi Cervikal

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

  1. Traksi Russell’s

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.

Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

  1. Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

PENGKAJIAN

1. Riwayat keperawatan

a. Riwayat Perjalanan penyakit

· Keluhan utama klien datang ke RS atau pelayanan kesehatan

· Apa penyebabnya, kapan terjadinya kecelakaan atau trauma

· Bagaimana dirasakan, adanya nyeri, panas, bengkak dll

· Perubahan bentuk, terbatasnya gerakan

· Kehilangan fungsi

· Apakah klien mempunyai riwayat penyakit osteoporosis

b. Riwayat pengobatan sebelumnya

· Apakan klien pernah mendapatkan pengobatan jenis kortikosteroid dalam jangka waktu lama

· Apakah klien pernah menggunakan obat-obat hormonal, terutama pada wanita

· Berapa lama klien mendapatkan pengobatan tersebut

· Kapan klien mendapatkan pengobatan terakhir

c. Proses pertolongan pertama yang dilakukan

· Pemasangan bidai sebelum memindahkan dan pertahankan gerakan diatas/di bawah tulang yang fraktur sebelum dipindahkan

· Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi edema

2. Pemeriksaan fisik

a. Mengidentifikasi tipe fraktur

b. Inspeksi daerah mana yang terkena

- Deformitas yang nampak jelas

- Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera

- Laserasi

- Perubahan warna kulit

- Kehilangan fungsi daerah yang cidera

c. Palpasi

· Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran

· Krepitasi

· Nadi, dingin

· Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak


Gangguan rasa nyaman:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemasPotensial infeksi se- hubungan dengan luka terbuka.

Gangguan aktivitas sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.

Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in- formasi.

RENCANA KEPERAWATAN

DX 1

Resiko terjadinya syok s/d perdarahan yg banyak

INTERVENSI

INDENPENDEN:

a)Observasi tanda-tanda vital.

b)Mengkaji sumber, lokasi, dan banyak- nya per darahan

c)Memberikan posisi supinasi

d)Memberikan banyak cairan (minum)

KOLABORASI:

a)Pemberian cairan per infus

b)Pemberian obat koa-gulan sia (vit.K, Adona) dan peng- hentian perdarahan dgn fiksasi.

c)Pemeriksaan laborato- rium (Hb, Ht)

RASIONAL

a)Untuk mengetahui tanda-tanda syok se- dini mungkin

b)Untuk menentukan tindak an

c)Untuk mengurangi per darahan dan men- cegah kekurangan darah ke otak.

d)Untuk mencegah ke- kurangan cairan

(mengganti cairan yang hilang)

e)Pemberian cairan per-infus.

f)Membantu proses pem-bekuan darah dan untuk menghentikan perda-rahan.

g)Untuk mengetahui ka-dar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak.

DX2

Gangguan rasa nyaman:

Nyeri s/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas

INTERVENSI

INDEPENDEN:

a) Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng- gunakan skala nyeri (0-10)

b) Mempertahankan im- mobilisasi (back slab)

c) Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.

d) Menjelaskan seluruh prosedur di atas

KOLABORASI:

e) Pemberian obat-obatan analgesik

RASIONAL

a) Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat me- nentukan jenis tindak annya.

b) Mencegah pergeser- an tulang dan pe- nekanan pada jaring- an yang luka.

c) Peningkatan vena return, menurunkan edem, dan me- ngurangi nyeri.

d) Untuk mempersiap- kan mental serta agar pasien berpartisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan.

e) Mengurangi rasa nyeri

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

0 comments: