PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini harus dilakukan secara berkala untuk mendeteksi penyebab-penyebab stroke yang dapat ditangani atau mungkin penyebab lain yang dapat menyerupai sroke.
- Pemeriksaan darah lengkap
Untuk menginvestigasi penyebab-penyebab yang mungkin dapat menyebabkan stroke, seperti trombositosis, trombositopenia, polisitemia, anemia dan leukositosis.
- Laju endap darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi vaskulitis
- Serum glukosa
Untuk melihat adanya hipoglikemia atau hiperosmolar nonketotik hiperglikemia yang juga dapat memberikan tanda neurologic fokal sehingga akhirnya dapat disalah persepsikan sebagai stroke.
- Serum kolesterol dan lipid
Peningkatan dari nilai ini menunjukkan factor resiko untuk stroke.
2. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram dilakukan untuk mendeteksi infark miokard atau aritmia jantung, misalnya atrial fibrilasi, yang merupakan factor predisposisi untuk resiko emboli.
3. CT Scan atau MRI
CT Scan atau MRI harus dilakukan untuk membedakan antara infark dan hemorragik atau untuk mengeksklusikan pennyebab lain misalnya abses dan tumor yang dapat memberikan gambaran mirip stroke, dan juga dapat juga melokalisasi lesi.
4. Lumbal Pungsi
Tindakan ini umumnya dilakukan pada kasus-kasus tertentu saja untuk mengeksklusikan perdarahan subaraknoid atau untuk mendeteksi meningivaskular.
DIAGNOSIS BANDING
• Stroke hemoragik
Stroke hemoragik bisa disebabkan perdarahan intra serebral (PIS) atau perdarahan sub arachnoid (PSA). Penurunan kesadaran maupun parese pada stroke hemoragik terjadi secara tiba-tiba dan terjadi pada saat pasien beraktivitas.
• Transient iskemik attack
Merupakan serangan iskemik otak yang bersifat sementara. Defisit neurologiknya bersifat sementara akibat gangguan peredaran darah otak, timbul mendadak dan menghilang dengan cepat (<24 jam) tanpa gejala sisa secara klinis.
Sumber: http://www.infofisioterapi.com/prosedur-diagnostik-stroke.html
0 comments:
Posting Komentar